Redundancy: The Art of War against Corona


Welcome.......

Yaa I know I should be doing my homework, but this concept really hits my mind. So, let me solve this thing first and my tasks later.

Talking about the title, redundancy itu kata yang aku pinjem dari ranah engineering. In short, doi itu sebuah mental model untuk mencegah kegagalan sebuah sistem.
Di Redundancy, kita membuat dan menyiapkan plan B. Jadi kalau plan A gagal, no problem. Simplenya, anggep aja ini mati listrik, tapi kita punya generator. Yaa aman. ๐Ÿ˜‰

Q: Yaa terus apa hubungannya sama Corona?
Ini sebenarnya berawal dari keresahan i ngeliat semua hal yang masih dipaksakan untuk berjalan normal padahal seharusnya enggak. It’s pandemic dear our ladies and gentleman, it’s not our daily basis, it’s not even a holiday.


“It’s pandemic dear our ladies and gentleman, it’s not our daily basis, it’s not even a holiday.”

Di saat saat kek gini, kesehatan itu yang utama. Tetapi di sisi lain, sektor ekonomi, pendidikan harus tetap berjalan meski gabisa kaya biasanya.
Ga kebayang kan gimana pusingnya pemerintah ngimplementasiin kebijakan biar masyarakat pada sehat semua dan sistem ekonomi & pendidikan tetap jalan dan seimbang meski ga senormal biasanya. At least, mari kita bantu pemerintah survive this pandemic dari benahin diri kita sendiri aja kali ya.


Back to topic, aku ngga tau apakah kita punya yang namanya redundancy di semua sistem yang ada di kita. Yaa entah sistem pendidikan, kesehatan, ekonomi atau sistem apalah. Tapi menurutku, kalau kita bener-bener punya yang namanya back up system, di sistem kesehatan misalnya. Rumah sakit gabakal sekelabakan ini. Di sistem Pendidikan? Murid-murid dan mahasiswa ga bakal sesambat dan se-stress ini sampai-sampai Pak Gubernur speak up. Food system? Seharusnya buah-buahan dan sayur-sayuran yang viral di kalangan Tik-Tokers daripada semua yang serba instan. 

Self-Redundancy
Karena berbicara tentang sistem-sistem kek gitu berat dan complicated kesannya harus mengubah dan melibatkan banyak orang, maka mari bicara yang simple saja. Gimana cara kita membuat back up system untuk diri kita sendiri atau our own self-redundancy.. Untuk apa? Melawan musuh kita lah, Corona. Kita kan lagi perang. So, let’s go…

Hmm, pernah baca quotes-nya Sun Tzu dalam buku The Art of War?

 “If you know the enemy and know yourself, you need not fear the result of a hundred battles. If you know yourself but not the enemy, for every victory gained you will also suffer a defeat. If you know neither the enemy nor yourself, you will succumb in every battle.”

Jadi berbicara self redundancy dalam perang kita melawan Corona ada 2: (1) know your enemy, (2) know yourself

A.      KNOW YOUR ENEMY


Berawal dari nonton IG TV seorang influencer yang bilang kalau ibaratnya kita ini dalam perang. Musuhnya siapa? Jelas Corona. Gampang? Nope.
Masalahnya musuh kita kan Corona. It’s virus bro dan kita gabisa ngeliat dia udah hinggap dimana aja. Vaksin? Menurut hemat saya, vaksin itu short term solution. Long term solution? Kuncinya ada di sistem rantai makanan dan sistem industri kita.  
Later, kalau tugas i ga numpuk aku pengen bahas brief history of human pandemic & prevention.
Jadi gimana cara kita ngetahui dan ngalahin musuh kita?

These are how we do self-redundancy:


1.       Bungkus virus corona rapuh kalau kena sabun, kita rajin cuci tangan pake air + sabun
2.       Corona nular lewat droplets, kita pake masker
3.       Corona gampang nular, kita physical distancing.
4.       Corona bisa hidup di benda-benda selama berhari-hari, kita stay at home 

B.      KNOW YOURSELF
Nah kan tadi udah kubilang kalau kita dalam perang. Emang tentaranya siapa? Bentengnya apa? Strateginya apa? Senjata kita apa? WITH RESPECT, OUR IMMUNE SYSTEM BRO. Dan itu ada dalam diri kita sendiri. hehe
Gimana cara ningkatin system imun kita? How do we do self-redundancy?


1.       Kurangi makan makanan high sugar & less nutrition dari resep Tik-tok, tambah BUAH DAN SAYUR
2.       Kurangi nugas, tambahin bermain
3.       Kurangi bekerja, tambahin TIDUR
4.       Kurangi scrolling, tambahin baca buku
5.       Seimbangkan rebahan dan olahraga ketika di rumah saja.
6.       Kurangi keinginan, tambah tabungan (terutama dana darurat, see article the crisis protocol)

Bukan tanpa alasan i bilang 6 poin itu. Kita ini hidup di sebuah sistem yang percayalah it's decreaing our immune system:
(1)  sistem makanan cepat saji dan fast serving yang itu salah satu alasan kenapa people nowadays lebih rentan terhadap virus dan bakteri. Sejak kapan buah-buahan dan sayuran jadi lebih mahal daripada junk food. Sedih.
Oya btw contoh makanan, buah sayur yang sehat dan recommended to survive this pandemic bisa temen-temen lihat disini ya How to survive from Corona
(2) Sistem kesehatan dan ekonomi, see article when economics meets biology

(3) Sistem perindustrian kita yang mengekploistasi alam berlebihan sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem flora dan fauna dan mengakibatkan climate change. Selagi sistem yang merusak tersebut dipertahankan, Corona adalah masa depan kita.
“Selagi sistem yang merusak tersebut dipertahankan, Corona adalah masa depan kita.”
yaa semoga sekarang belum terlalu terlambat untuk berubah dan memperbaiki yahhh. sekecil apapun itu. it matters

(3)    Dan sistem Pendidikan, sistem kerja kita yang menekankan pencapaian dan
mengesampingkan tidur, our dear hustle culture.
Padahal tidur yang cukup adalah alat recovery tubuh terbaik. I menyesal beberapa hari ini tidur larut malam. Mungkin temen-temen banyak juga mengalami fase begadang ketika kuliah dan nugas online ini ya? Padahal, Tidur yang cukup itu benteng dan senjata terbaik kita melawan pandemi ini.


“The shorter your sleep, the shorter your life. The leading causes of disease and death in developed nations—diseases that are crippling health-care systems, such as heart disease, obesity, dementia, diabetes, and cancer—all have recognized causal links to a lack of sleep.”
Matthew Walker, Why We Sleep: Unlocking the Power of Sleep and Dreams


Saya juga menemukan postingan ini di Instagram. For educational field, I think this school has the best redundancy ever, they know how to help both educators and students survive this pandemic:

“Dan finally, keempat sistem kita ini udah ga berjalan dengan begitu baik, jadi mari buat plan B. Jadi mari kita buat back up system, redundancy kita sendiri. It does no harm kok.

Jadi, semoga temen-temen termasuk penulis bisa mengambil hikmah dari tulisan ini. Ga semua hal harus dipaksakan berjalan dengan normal. Mari perlahan buang plan A, gunakan plan B. cs alphabets consist of A-Z. 


Sekian. Terima kasih.๐Ÿ˜

Referensi
Charlie Munger, Poor's Charlie Almanack
Sun Tzu, The Art of War
Matthew Walker, Why We Sleep: Unlocking the Power of Sleep and Dreams
https://www.instagram.com/tv/B_DSxVHgh_6/?igshid=ryslsqlvke8b
Calon artikel blog-ku di masa depan, Brief History of Human Pandemic & Prevention, yang belum sempet ditulis karena tumpukan tugas yang bikin nangis.



Redundancy: Bridges out of Corona
Writen by heart

๐Ÿ’Œ
Alya

Comments